Konflik antara Palestina dengan Israel bermula dari Inggris menguasai wilayah yang dikenal sebagai Palestina setelah mengalahkan Kesultanan Ottoman, penguasa wilayah Timur Tengah dalam Perang Dunia Pertama. Pada tanggal 2 November 1917, Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, Arthur Balfour, menulis surat kepada kepada Lionel Walter Rothschild, seorang tokoh komunitas Yahudi Inggris. Surat itu dikenal dengan sebutan Deklarasi Balfour. Isi surat tersebut memberikan dampak guncangan besar terhadap Palestina, yang masih terasa hingga saat ini. Isi perjanjian dalam surat mengikat pemerintah Inggris untuk “mendirikan rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina” serta memfasilitasi “pencapaian tujuan itu”.
Deklarasi ini diabadikan dalam mandat Inggris atas Palestina dan didukung oleh Liga Bangsa-Bangsa yang baru dibentuk pada 1922. Organisasi ini adalah cikal bakal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Antara 1920-an hingga 1940-an, jumlah orang Yahudi yang tiba di Palestina terus bertambah. Pada 1947, PBB melakukan pemungutan suara dan memutuskan membagi Palestina menjadi negara Yahudi dan Arab. Adapun Yerusalem ditetapkan sebagai kota internasional. Rencana ini diterima oleh para pemimpin Yahudi, namun ditolak oleh pemimpin Arab dan tak pernah diimplementasikan.
Dalam peperangan yang terus berlanjut secara terus menerus sampai sekarang yakni, Palestina dengan Israel mari kita unjuk rasa atas dasarnya rasa kemanusiaan. Mendoakan para pejuang untuk mendapatkan kemerdekaan dalam kehidupan mereka, seperti dulu Amerika yang berjuang untuk mendapatkan kemerdekaannya, juga seperti Indonesia yang dulu berjuang demi mendapatkan kemerdekaannya. Negara-negara tersebut diperkenankan untuk membela diri atas hak-hak mereka maka, mengapa palestina mesti terlarang untuk membela dirinya sendiri? Kita sebagai sesama umat muslim harus saling membantu dan saling mendoakan atas kejadian yang menimpa saudara kita.
Kondisi Palestina yang setiap harinya tiada henti tanpa ancaman dan banyak kebohongan Israel yang terjadi, pembohongan Israel yang terjadi ia meminta warga Gaza mengungsi dan dijanjikan keamanan. Sekelompok warga yang merasa lemah dengan mayoritas anak-anak dan wanita, memutuskan mengungsi untuk sementara. Di pertengahan jalan menuju pengungsian, Israel menjatuhkan bom kepada mereka, akibat dari itu mendapati korban 70 syahid dan 200 luka-luka, bahkan ada jasad yang telah hancur.
Korban-korban pada konflik Palestina dengan Israel sangatlah banyak, mulai dari orang dewasa maupun anak-anak. Seorang ayah yang kehilangan anak-anaknya, seorang ibu yang kehilangan anak-anaknya, maupun seorang anak yang kehilangan para orang tuanya. Selama periode 7 Oktober-1 November 2023, lebih dari 8.900 warga Palestina tewas akibat perang antara Israel dan kelompok militan Hamas. Korban Palestina paling banyak berada di Jalur Gaza, yakni korban jiwa 8.805 orang dan korban luka 22.240 orang. Sementara di wilayah Tepi Barat korban jiwanya 128 orang dan korban luka 2.274 orang. Dalam periode sama, jumlah total korban jiwa dari pihak Israel sekitar 1.416 orang dan korban lukanya 5.413 orang. Data ini dihimpun United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) dari Kementerian Kesehatan Gaza dan keterangan resmi pemerintah Israel.
Mengapa kita sebagai umat muslim harus membela Palestina? Di Palestina ada masjidil aqsa dan masjidil aqsa merupakan kiblat pertama umat islam sebelum pada akhirnya berpindah ke masjidil haram. Masjid ke-2 yang dibangun masjid tertua setelah masjidil haram adalah masjidil haram. Kita harus membela Palestina karena di Palestina nanti dajjal akan terbunuh ditangan nabi Isa alaihissalam. Palestina adalah bagian dari negri Syam yang selalu didoakan oleh Rasulullah Shallahu’alaihi Wasallam, ada sejarah yang begitu panjang yang ada di bumi Palestina. Apabila kita tidak bisa ikut terjun dalam peperangan, setidaknya jangan pernah bosan untuk selalu memanjatkan doa disetiap sholat yang dikita laksanakan, sebagai bukti cinta kepada saudara seiman yang ada di Palestina.
Sumber: Disarikan dari BBC Indonesia